Arsitek Timnas U-18 Paraguay, Gerrardo Monito memuji permainan solid dan organisasi yang diperagakan anak-anak Aceh. “Mereka memiliki modal yang harus dipertahankan yakni kecepatan. Karenanya, saya sangat berharap pemain Aceh terus berlatih sebagaimana yang mereka peroleh selama tiga tahun di sini. Saya cukup optimis mereka bisa menjaga ritme permainan.
Tarung kedua tim hanya berlangsung di babak pertama. Pasalnya, di babak kedua, pertandingan sulit dilanjutkan karena guyuran hujan dan petir. Kecuali itu, pihak pengelola base-camp Timnas Paraguay juga meminta laga tersebut tak dilanjutkan karena ditakutkan akan merusak lapangan.
tuan rumah Paraguay menurunkan pemain terbaik semisal Robinho, Diaz, Derry Gonzales, dan Mauro Cabazero. Bagi Albirojja muda (julukan Paraguay) ini merupakan pertandingan terakhir mereka sebelum berangkat ke Uruguay untuk menghadapi kejuaraan antarnegara Amerika Latin, pekan nanti. Tak heran, dalam duel tersebut pasukan Gerrardo Monito Gonzales tetap memasang target menang.
Sementara dari Timnas Aceh memainkan formasi 4-3-3, anak-anak Aceh menurunkan Muarrif, Dede Ramadhan, Zikri Akbar, Syahrizal, Taufik Aqsar, plus Rahmad Maulana. Dengan pola itu, pasukan muda Tanah Rencong langsung tampil agresif lewat gebrakan Jawaldi, Andri Muliadi, dan Nendy Fadrianyah.
Walaupun bermain di bawah guyuran hujan dan petir, tak membuat Rahmad cs hilang nyali. Dengan kemampuan mengolah bola berbasis sentuhan dari kaki ke kaki, ‘Timnas’ Aceh mampu menekan tuan rumah. Namun, upaya Ahmad Agung dkk untuk mencetak gol selalu terbentur oleh kokohnya pertahanan Timnas Paraguay. Terlebih kubu tuan rumah unggul dalam postur tubuh. Dan juga Permainan cepat ‘Timnas’ Aceh rupanya diladeni anak-anak Paraguay dengan permainan keras. Mauro Cabazero dkk kerap membendung alur serangan pasukan Iskandar Muda dengan kasar. Hasilnya bisa ditebak jika benturan keras kerap terjadi selama pertandingan. Namun, kedua tim ini tetap menjunjung tinggi nilai-nilai fair-play dan sportivitas.
Ketika pasukannya mengalami kebuntuan untuk membongkar lini bawah tuan rumah, Pelatih ‘Timnas’ Aceh, Luis Sosa menginstruksikan anak-anak Aceh menyerang lewat pergerakan dua sayap. Taktik ini cukup ampuh. Terbukti, sayatan duo winger, Zikri Akbar dan Taufik mampu membuat Diaz dkk kucar-kacir. Terlebih lagi, Zikri dan Taufik mampu mengirim umpan matang terarah bagi duet striker, Ahmad Agung dan Jawaldi.
Hasilnya, pada menit 20, skuadra Aceh mampu memecah kebuntuan lewat tendangan bebas Taufik Aqsar. Maju sebagai eksekutor, Taufik mampu menghujam si kulit bundar ke sudut kiri gawang tuan rumah meski tujuh pemain Timnas Paraguay coba menghadang sebagai pagar betis.
Kedudukan 1-0 semakin membuat pertandingan kian keras. Apalagi, Timnas Paraguay tak ingin dipermalukan di markasnya sendiri. Diaz dkk memiliki kesempatan untuk menyamakan kedudukan pada masa injury-time babak pertama. Namun, kans emas mereka bisa diselamatkan dengan sempurna oleh aksi kiper Aceh asal Lamno, Rahmanuddin. Kiper jangkung yang bermain untuk tim papan atas Liga Paraguay, Cerro Porteno tersebut mampu menghadang dua tendangan pemain Timnas Paraguay sebelum akhirnya menangkap si kulit bundar.
Hasilnya, pada menit 20, skuadra Aceh mampu memecah kebuntuan lewat tendangan bebas Taufik Aqsar. Maju sebagai eksekutor, Taufik mampu menghujam si kulit bundar ke sudut kiri gawang tuan rumah meski tujuh pemain Timnas Paraguay coba menghadang sebagai pagar betis.
Kedudukan 1-0 semakin membuat pertandingan kian keras. Apalagi, Timnas Paraguay tak ingin dipermalukan di markasnya sendiri. Diaz dkk memiliki kesempatan untuk menyamakan kedudukan pada masa injury-time babak pertama. Namun, kans emas mereka bisa diselamatkan dengan sempurna oleh aksi kiper Aceh asal Lamno, Rahmanuddin. Kiper jangkung yang bermain untuk tim papan atas Liga Paraguay, Cerro Porteno tersebut mampu menghadang dua tendangan pemain Timnas Paraguay sebelum akhirnya menangkap si kulit bundar.
No comments:
Write comments